Diksi dan Seni Bahasa

Resume ke-18

Gelombang ke-28

Tema Diksi dan Seni Bahasa

Narasumber Maydearly 


  Kata-kata indah dari nara sumber MAYDEARLY

Maydearly sebuah nama tanpa titik koma, ia menyadur makna diantara serpihan kata yang melahirkan karya. Tak perlu di tanya alamat blog nya๐Ÿ˜… hanya lewat sebuah karya dia pernah berbicara, merupa, menulis, bercerita, dan berdoa sebagai rupa sejarah untuk masa tua.

Sahabat adalah kata sederhana yang acap kali merapal makna dalam jiwa. Pada sahabat kerap kita terbangkan kepingan kisah yang tersusun rapi. Sahabat adalah ia yang paling mengerti hati kita dalam lara nan pekat, meski kerap kita tancapkan luka, sang sahabat akan membalas dengan seribu pelukan.

Terkadang dalam hidup ada robekan paling tidak sopan yang menenggelamkan kita dalam tangisan, namun seorang sahabat membawa kita tertatih berjalan dan mengambil sisa tawa untuk masa depan. Menguatkan lewat doa dan menggenggam dengan Bismillah.


Kita akan mengenal apa itu diksi

Diksi Jadi adalah akar katanya dari bahasa Latin: dictionem. Kemudian diserap ke dalam bahasa Inggris menjadi diction Kata kerja ini berarti: pilihan kata. Maksudnya, pilihan kata untuk menuliskan sesuatu secara ekspresif. Sehingga tulisan tersebut memiliki ruh dan karakter kuat, mampu menggetarkan atau mempermainkan pembacanya.

Jadi karena keindahan katanya mampu membuat seseorang menjadi terkesima, berkhayal menerawang jauh keawan .Rasa takjub luarbiasa mampu mengisi ruang relung hatinya.Bahkan kala keperihan hati yang digoreskan mampu mencabik cabik ,dan meluluh lantahkan hatinya.

Dalam sejarah bahasa, Aristoteles โ€“ filsuf dan ilmuwan Yunani inilah yang memperkenalkan diksi sebagai sarana menulis indah dan berbobot. Gagasannya itu ia sebut diksi puitis yang ia tulis dalam Poeticsโ€“ salah satu karyanya. Seseorang akan mampu menulis indah, khususnya puisi, harus memiliki kekayaan yang melimpah: diksi puitis. Gagasan Aristoteles dikembangkan fungsinya, bahwa diksi tidak hanya diperlukan bagi penyair menulis puisi, tapi juga bagi para sastrawan yang menulis prosa dengan berbagai genre-nya.

Diksi adalah bagian  dari seni bahasa,karena seni bahasa meliputi menulis dan berbicara.Diksi tidak harus berupa kiasan,karena ia adalah padanan kata/sinonim


Jadi kiasan,simpulan bahasa,perumpamaan,pepatah,bidalan ,kata kata hikmat masuk dalam kategori peribahasa.

William Shakespeare dikenal sebagai sastrawan yang sangat piawai dalam menyajikan diksi melalui naskah drama. Ia menjadi mahaguru bagi siapa saja yang berminat menuliskan romantisme dipadu tragedi. Diksi Shakespeare relevan untuk menulis karya yang bersifat realita maupun metafora. Gaya penyajiannya sangat komunikatif, tak lekang digilas zaman.

Mengapa diksi begitu penting?

Karena diksi merupakan kata yang indah diksi bak pijar bintang diangkasa yang menunjukkan kilauan yang mempesona dan tidak membosankan.

Apa kesulitan dalam berdiksi?

Mungkin bagi seseorang yang sudah terbiasa merangkai kata dan memang punya kemampuan bahasa,tidaklah sulit untuk menuliskannya dalam beberapa kumpulan bait.Namun terkadang bagi penulis pemula terutama,merasa tajkut untu memulai tulisan,ada keraguan dalan menorehkannya.Ada banyak pertimbangan ketika mau menulis diksi antara lain

  • Apa tulisan saya punya nilai keindahan?
  • Aku takut tulisannya terasa garing dimulut sehingga akan sulit tercerna .Apalagi dinikmatinya

Ada 5 jurus jitu untuk bisa menulis diksi

  1. Sense of Touch adalah menulis dengan melibatkan indera peraba. indra peraba dapat digunakan untuk memperinci dengan apik tekstur permukaan benda, atau apapun. Penggunaan indera peraba ini sangat cocok untuk menggambarkan detail suatu permukaan, gesekan, tentang apa yg kita rasakan pada kulit. Aplikasi indera peraba ini juga sangat tepat digunakan untuk menggambarkan sesuatu yang tidak terlihat, seperti angin misalnya. Atau, cocok juga diterapkan untuk sesuatu yang kita rasakan dengan menyentuhnya, atau tidak dengan menyentuhnya.
     Contoh:
    Pada pori-pori angin yang dingin, aku pernah mengeja rindu yang datang tanpa permisi
  2. Sense of Smell adalah menulis dengan melibatkan indra penciuman hal ini akan membuat tulisan kita lebih beraroma. Tehnik ini akan lebih dahsyat jika dipadukan dengan indra penglihatan.
    Contoh:
    Di kepalaku wajahmu masih menjadi prasasti, dan aroma badanmu selalu ku gantungkan dilangit harapan
  3. Sense of Taste adalah menulis dengan melibatkan indra perasa. Merasakan setiap energi yang ada di sekitar kita. Penggunaan indra perasa sangat ampuh untuk menggambarkan rasa suatu makanan, atau sesuatu yg tercecap di lidah.
    Contoh:
    Ku kecup rasa pekat secangkir kopi di tangan kananku, sembari ku genggam Hp tangan  kiriku. Telah terkubur dengan bijaksana, dirimu beserta centang biru, diriku bersama centang satu.
  4. Sense of Sight adalah menulis dengan melibatkan indra penglihatan memiliki Prinsip โ€œshow, donโ€™t tell". Selalu ingat, dalam menulis, cobalah menunjukkan kepada pembaca (dan tidak sekadar menceritakan semata). Buatlah pembaca seolah-olah bisa โ€œmelihatโ€ apa yang tengah kita ceritakan. Buat mereka seolah bisa menonton dan membayangkannya.  Prinsip utama dan manjur dalam hal ini adalah DETAIL. Tulislah apa warnanya, bagaimana bentuknya, ukurannya, umurnya, kondisinya.
    Contoh
    Derit daun pintu mencekik udara ditengah keheningan, membuatku tersadar jika kamu hanya sebagai lamunan
  5. . Sense of hearing adalah menulis dengan melibatkan energi yang kita dengar. Begitu banyak suara di sekitar kita. Belajarlah untuk menangkapnya. Bagaimana? Dengarlah, lalu tuliskan. Mungkin, inilah sebab mengapa banyak penulis sukses yang kadang menanti hening untuk menulis. Bisa jadi mereka ingin menyimak suara-suara. Sebuah tulisan yang ditulis dengan indra pendengaran akan terasa lebih berbunyi, lebih bersuara. Selain itu, penulis juga bisa berkreasi dengan membuat hal-hal yang biasanya tak terdengar menjadi terdengar.
    Contoh
    Derum kejahatan yang mendekat terasa begitu kencang. Udara hening, tetapi terasa berat oleh jerit keputusasaan yang dikumandangkan bebatuan, sebuah keputusan yang menghakimiku untuk tak lagi merinduimu

Acap kali dalam menulis kita hanya melibatkan otak kita sebagai muara untuk berpikir tanpa kita dengar, tanpa kita rasa, tanpa kita raba, jika terkadang sesuatu di pelupuk mata bisa menjadi rongga untuk mencumbu tulisan kita.

Setiap apapun yang kita lihat, sesekali kita rasakan, kita raba, bahkan kita ampu kan sebagai sebuah senyawa yang mampu bersuara.

 Bisa kita lihat contoh contoh diksi yang dibuat oleh teman teman gelombang 28

Sahabat

Sahabat dalam suka, namun kadang merobek jiwa. Tetap saja sahabat yang menanti dekapan erat saat tinta dunia menggores tak terperikan. Sahabat relung hati terhampar luas saat aku membutuhkan pundaknya. Tetaplah bercahaya dalam kegelapan. Wajahmu terkadang siap menerkam, tapi sayangmu menghujam tajam.



Belajar diksi akan kulumat sampai habis...
Happy weekend tak terlupakan.
Tampak wajah-wajah lugu tanpa dosa di lorong asrama dengan lampu redup redam membawa kitab kuning di pergelangan tangan. 

 

Malam ini memancarkan cahaya harapan. Sekian lama kelam tanpa aroma kasturi. Bau kemenyan dan dupa berangsur menghilang. Sirna terhapus oleh hadirmu


Malam ini ku tercenung
Membaca kalimat demi kalimat yang mendayu menyejukkan hati.
Seakan tak kuasa beranjak dari layar kasih penuh makna
Terimakasih sahabatku yang telah memberi ilmu di malam syahdu ini
Memanah Bintang



Nun jauh di angkasa
Kelipmu goda hasrat diri
Tuk meraih mimpi
Bergumul dalam awan pengharapan
Bertaruh waktu perjalanan

Nun jauh gemintang malam
Cahaya mu semu hadirkan ragu
Tuk capai harapan
Berbagai rancangan dibiaskan
Berbagi waktu terlenakan

Hadirmu laksana memanah bintang
Jika telah lewat masa
Harapan pun kan hilang
Berganti pagi menjelang
Gelas kopiku kini hanyalah sebentuk ruang hampa tanpa rasa semenjak kau tinggalkanaku sendiri dalam kefanaan.


Ketika senja memeluk malam dengan dekapan yang tak ingin terlepas. Ada naluri ingin berbagi kasih yang tak mungkin tertunda lagi.
rasa rindu untuk menatapmu, agar tak lepas dari pandangku,
setiap materi  yang tertuai dialayar aku tatap tanpa mengedipkan mata.

jari jemariku menari lentik di atas hamparan huruf huruf yang berbaris, seakan - akan memberi irama pada malam yang syahdu
Seorang waita berbaju merah menatap fokus layar laptop merahnya tanpa mempedulikan suara bising dari iklan yang berteriak-teriak menjajakan dagangan. Rasa letih yang datang di ujung telapak kakinya tak lagi terasa. Hanya keinginan segera menyelesaikan tugas malam ini yang terpatri dalam pikiran. Sekelebat bau seduhan kopi hangat terbayang dibenaknya. Ia pun berpaling sejenak untuk menyegarkan pikirannya dengan seteguk pahit manis dari cangkirnya.
Rembulan malam ini enggan bersinar
terlihat gelapnya kabut menutupi cahayanya

Tapi aku terpesona
oleh senyum indahmu di malam ini
yang terlihat olehku bagai bulan purnama
Ketika jiwa terasa sepi
Seakan terbayang dirimu dihadapnku
Ingin rasanya kupeluk kesah dirimu
Tapi apa daya diriku kepadamu
Hanya bisa kuratapi diriku membangknmu
Kutatap mendung di mata yang senantiasa teduh itu. Seolah awan bergelayut dan hampir saja meritik deras. Ku dekati di yang terlihat galau berkaca. Ya. Muridku yang selalu ceria kini berubah menimbulkan sejuta tanya.


Aku dan Kamu
      (Rosjida Ambawani)

Ku lihat lagi senyum mataharimu
yang buatku terpaku beku
Ku rasakan hembus nafasmu
mengalirkan darah biru rinduku
Ku dengar lembut suara indahmu
menyadarkanku kau bukan siapa-siapaku ...


Pink mewakili hatimu,

Yang merekah bak bunga yg terselip ditelinga kembang desa
Bukan karena cinta mu yang membara lalu padam oleh penatian jawaban.
Tapi, pink lambang kebahagian yang engkau utarakan saat segala ucapan abis namun tak cukup mewakilkan...
Pink warna indah mengumumkan berapa engkau menebar pesona keindahan.
Pink adalah meydearly


Aku..
Berlayar dalam lautan ilmu
Berlabuh di samudera persahabatan
Berselancar di dunia Maya yang punya banyak makan
Kini ku terpatri oleh tulisan" bermakna oleh sang guru Diksi
Membawa angan ku ke negeri langit yg berprestasi


Senja hari ini terlihat indah, semburat jingga yang teduh, pelangi menyapa ringan selepas hujan diiringi lirih gerimis yang masih terdengar.
Sunggu betapa indah lukisan-Nya
Malam ini terasa syahdu
Ku menyimak kelas belajar menulis PGRI ditemani oleh suami dan anak-anakku
Sesekali mereka mengganggu dan menghampiriku
Senyuman terhampar namun adakalanya ku kesal karena mereka kadang mengganggu
Syahdunya malamku mungkin berbeda dengan banyak orang

Namun ku nikmati demi masa depan cemerlang


Takut kehabisan semenit waktu yng tersisa. Ku bergegas menekan tombol demi tombol yang kadang kala harus selingkuh dalam memilih kata.
Tak peduli dengan detak jantung yang berirama kencang bak kuda pacuan di gelanggang yang berebut mengejar garis finish...
Tolong...
Tunggu aku sedetik lagi๐Ÿ˜…๐Ÿ˜…๐Ÿ˜…
๐Ÿ˜†๐Ÿ˜†๐Ÿ˜†๐Ÿ˜†๐Ÿ˜†๐Ÿ˜†๐Ÿ˜†
Inikah Cinta


Inikah arti cinta untukku
Kini aku menaruh harap padamu
Meski itu hanya segenggam

Cukup bagiku meski segenggam
Yang kan membuatku tegak  berdiri
Kini di usiaku yang sudah menua
Tuk selalu bisa  ada di sisi buah hatiku

Luka yang kau tanam di hati
Meski jauh sudah ku kubur
Namun tega kau buka dan kau torehkan kembali
Hingga terasa laksana kau tabur garam di atas luka
Kau toreh luka di atas lukaku

Ku harap segenggam itu cinta tulus
Cukup bagiku tuk ku berani manatap wajahmu
Walau sungguh berat ku timbang rasa ini
Antara cinta, kasih dan sayang atau benci

Ku balut lagi sekuat jiwa
Ku yakinkan lagi diriku tentang kebersamaan
Ku kuatkan raga tuk mampu menatapmu
Meski taburan luka seakan memenuhi lahir batinku




Pesan yang indah untuk kita kenang dan kita praktikkan

Comments

Popular posts from this blog

Menulis Buku ajar

Upaya Mengubah Maindset Masyarakat

Melejitkan Prestasi dengan Menulis